Jumat, 01 Juni 2012

Film Dok. Sejarah Sy. Badruzzaman Jaman Jepang 1941-1945 M

Sejarah Syaikhuna Badruzzaman Jaman Jepang 1941-1945 M


Bab III. Jaman Jepang 1941-1945 M
3.1.
Kemiskinan di jaman Jepang
3.2.
Tentara Jepang diminta SBZ melatih pemuda Indonesia, dan masuk agama islam
3.3.
Tentara Jepang menyerahkan gudang logistik Garut kepada SBZ





Bab III. Jaman Jepang 1941-1945 M
54


3.1.
Kemiskinan di jaman Jepang
54




3.1.1.
Hebatnya kemiskinan di jaman Jepang (1942M) isi bantal pun dari sampah dan rumput
54

3.1.2.
Kelaparan jaman Jepang tidak akan dipercaya apabila diceritakan kepada anak muda sekarang, singkong jadi rebutan, nasi dioplos jagung
55




3.2.
Tentara Jepang diminta SBZ melatih pemuda Indonesia, dan masuk agama islam
56




3.2.1.
Tidak pernah terdengar orang Garut yang dibunuh Jepang, tetapi  menyengsarakanya tidak ada dua raja seperti jaman Jepang
56

3.2.2.
SBZ diberi dua kuda besar oleh Jepang dan diberi nama si Bopong dan si Bahlul
57

3.2.3.
Dua orang tentara Jepang menyerahkan diri dan masuk islam kepada SBZ setelah Jepang menyerah tahun 1945
57

3.2.4.
Tentara Jepang diminta untuk melatih perang pemuda Indonesia untuk persiapan menghadapi Belanda setelah tahun 1945
57




3.3.
Tentara Jepang menyerahkan gudang logistik Garut kepada SBZ
59




3.3.1.
Utusan tentara Jepang menyerahkan gudang logistik kepada SBZ
60

3.3.2.
Delapan utusan Jepang dijamu opor ayam dan ikan gurame oleh SBZ
60

3.3.3.
Hizbulloh menjaga logistik dari Jepang thn 1943, kemudian dijarah masyarakat sehingga pembagian tidak merata
60





Bab III

Jaman Jepang 1941-1945 M
clip_image002
Jenderal Hideki Tojo Perdana Menteri Jepang foto diambil dari www.swaramuslim.com

3.1. Kemiskinan di jaman Jepang
Sejarah Indonesia dijajah Jepang sangat singkat hanya 3,5 tahun (1942-1945), dahsyatnya melebihi gempa bumi Sumatra Barat 2009, sehingga apabila diceritakan kepada generasi muda sekarang maka tidak akan mempercayainya dan tidak akan ada yang kuat atas hebatnya kesusahan, kelaparan dan kemiskinan jaman Jepang, celana terbuat dari karet-karung-kadut, tikar menjadi sarung, isi bantal dengan sampah dan rumput, kafan mayat dengan tikar bekas jemuran tembakau, nasi dioplos jagung, singkong jadi rebutan, sari rumput disedotnya sebagai penahan dahaga. Alangkah tidak pantasnya kalau kemerdekaan ini tidak disyukuri dan diisi dengan hanya berpesta-pora dan poya-poya.
Adapun kisahnya diceritakan oleh Bapak H. Didi (Akeh) yang berusia 91 tahun di tahun 2005, hasil wawancara tahun 2005 sbb:
3.1.1. Hebatnya kemiskinan di jaman Jepang (1942M) isi bantal pun dari sampah dan rumput
Masuk Jepang, ahhh.. masya Alloh, kalau manusia sekarang tidak akan kuat.. jaman Jepang.., tidak akan percaya di ceritakan juga.., memcari kain bekas.. untuk tumbal-tambal.. celana juga susah.., karet, karung, kadut, kafan bekas tikar untuk ngepak tembakau.., Allohu Akbar.., sarung untuk solat sudah banyak pakai tikar, bantal dan urung bantal pakai tikar.., isi bantal dengan rumput, sampah.. seperti kembang kaso, kembang manyah. Allohu Akhbar..!
clip_image004
Foto Kelaparan Rakyat Indonesia di Jaman Jepang, raga tinggal tulang, perut lapar, dipaksa bekerja menjadi romusa. Gambar diambil dari internet.

3.1.2. Kelaparan jaman Jepang tidak akan dipercaya apabila diceritakan kepada anak muda sekarang, singkong jadi rebutan, nasi dioplos jagung
Allohu akhbar.. Tidak ada yang kuat.., nasi setengah liter di oplos dengan tepung jagung 2 kilo, ada kabar di Kp Malati.. katanya ada singkong ahh.. berduyun-duyun.. jadi rebutan.. orang dari Samarang sampai sana sudah habis.. Lapar waktu latihan Kibudan dan Sinendan di lapang Jati.. mencari rumput yang ada sarian.., boros pisang juga sudah di kemot.., ahh.. riwayat Jepang mah nau-dzubillah..

clip_image006
Foto Rakyat Indonesia di Jaman Jepang yang sedang bekerja sebagai romusa yaitu kerja paksa tanpa bayaran yang layak. Gambar diambil dari internet.


3.2. Tentara Jepang diminta SBZ melatih pemuda Indonesia, dan masuk agama islam

Selama penjajahan Jepang 3 tahun di Garut tidak terdengar satu orangpun yang ditembak Jepang, akan tetapi menyengsarakanya tidak ada penjajah lain separah Jepang, badan di telanjang, shalat jum’at memakai sarung kadut, sehingga SBZ menyindir kepada muridnya “Kamu ini.. mau gimana kelakuan ?, jaman Jepang kita berpakaian telanjang sekarang pakaian asal kepakai ?, coba harus bagaimana kita bersyukur kepada Alloh ?“

Adapun potongan kisahnya diceritakan oleh Bapak Ahmad yang berusia 119 tahun di tahun 2010, hasil wawancara tahun 2004-an sbb :

3.2.1. Tidak pernah terdengar orang Garut yang dibunuh Jepang, tetapi menyengsarakanya tidak ada dua raja seperti jaman Jepang
Jepang di Garut 3 tahun tidak terdengar satu pun yang ditembak Jepang karena saya mengalami sendiri..[1], tidak tahu.. kalau diluar Garut.., tetapi kalau menyengsarakanya tidak ada 2 raja seperti Jepang.., ditelanjang.. sarung kadut shalat Jum’at juga.. Maka Kersa nanya.., “Kamu sekarang mau bagaimana kelakuan ?, Jaman Jepang kita di telanjang.., sekarang pakaian asal kepakai.., coba harus bagaimana syukuran kepada Alloh ?“, sekarang punya pakaian sobek sedikit saja sudah dibuang seperti tidak ada harganya.

3.2.2. SBZ diberi dua kuda besar oleh Jepang dan diberi nama si Bopong dan si Bahlul
Pada jaman Jepang SBZ diberi dua kuda kiriman langsung dari Jepang dan tentara Jepang yang usianya sekitar 60 tahunan diminta oleh SBZ untuk melatih perang pemuda yang ada di Indonesia, kemudian tentara Jepang tersebut masuk agama Islam dan diberi nama Abu Bakar oleh Syaikhuna Badruzzaman.

Adapun potongan kisahnya diceritakan oleh Ibu Hj. Aisah yang berusia 81 tahun di tahun 2004, hasil wawancara tahun 2004 sbb :

3.2.3. Dua orang tentara Jepang menyerahkan diri dan masuk islam kepada SBZ setelah Jepang menyerah tahun 1945
Pertama kali tentara Jepang sekitar usia 60 tahunan datang ke Pesantren Biru yang kemudian masuk Islam dan diberi nama Abu Bakar [2] oleh Syaikhuna Badruzzaman, dia memberi dua kuda besar [3] kepada Syaikhuna Badrzzaman yang dibawa dari Japang terus kuda tersebut diberi nama Si Bahlul dan Si Bopong kalau dihargakan sekarang (2004) satu kuda berharga lebih dari 50 juta.
3.2.4. Tentara Jepang diminta untuk melatih perang pemuda Indonesia untuk persiapan menghadapi Belanda setelah tahun 1945
Kemudian Syaikhuna Badruzzaman minta kepada tentara Jepang [4] tersebut untuk melatih perang pemuda yang ada di Indonesia karena menurut firasat beliau sepertinya akan berperang antara islam dan kafir, kemudian sawah SBZ di keringkan untuk dipakai latihan perang.., ganti tahun datang Belanda..

clip_image008
Nama asli Abubakar adalah Aoki Masa Siro, beliau sebagai salah satu pimpinan militer didivisi Siliwangi.
Artikel diambil dari Buku Sejarah Jawa Barat yang ditulis oleh Yayasan Kesatuan Pejuang Proklamasi 1945 yang berjudul “Sejarah Singkat Pola Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia“.




clip_image009
Pesantren SBZ tidak diganggu Jepang, SBZ membentuk Batalion Hizbulloh, Tentara Jepang menyerahkan kepada SBZ dan masuk Islam diberi nama Abubakar dan Kholid oleh SBZ, mereka ditugaskan melatih pasukanya, Prajurit SBZ diberangkatkan melawan Belanda dan selalu utuh sampai kembali, Hotel Homan dan Tank Baja Belanda di granatnya mereka selamat atas do’a-nya SBZ.
Naskah karya KH. Oman Aktivis dan Tokoh Pimpinan Dakwah Muhamadiyah Garut, 2010


3.3. Tentara Jepang menyerahkan gudang logistik Garut kepada SBZ

Pada tahun 1943-an markas logistik Jepang di Kp Malayu pernah di duduki oleh pasukan SBZ sehingga kunci dan isinya diserahkan oleh delapan orang utusan Jepang beserta juru-bahasanya kepada SBZ, mereka memberikan kain empat geblog kemudian tentara tersebut dijamu makan oleh SBZ dengan opor ayam dan ikan gurame “Pangersa Ajengan.. sekarang silahkan jaga kampung Malayu ini oleh tentara Anda..! karena sudah diserahkan Jepang kepada Anda..! tutur juru bahasanya !!“.

Potongan kisahnya di tuturkan oleh Bapak Ahmad yang menyaksikan sendiri penyerahan kunci logistik dari Jepang kepada SBZ tersebut, hasil wawancara tahun 2003 sbb:

3.3.1. Utusan tentara Jepang menyerahkan gudang logistik kepada SBZ
Sewaktu Jepang akan meninggalkan Indonesia delapan orang tentara Jepang datang ke pesantren Al-Falah Biru untuk menyerahkan kunci gudang logistik Hotel Malayu kepada Syaikhuna Badruzzaman, tidak ada tembakan sama sekali karena sudah di pasrahkan kepada Syaikhuna.., Jepang memberi kain 4 geblog..[5]

3.3.2. Delapan utusan Jepang dijamu opor ayam dan ikan gurame oleh SBZ

Kemudian Jepang di jamu oleh Syaikhuna dengan makanan opor ayam, ikan gurame 2 kilo.., cara makan Jepang beda dengan kita.., sebelum diberi oleh pimpinan tidak berani untuk mengambil sendiri.., garpu dan sendok di beri oleh Syaikhuna.., nasi sudah di alas.. Kemudian Juru Bahasa Jepang menyerahkan kepada Syaikhuna Badruzzaman.., Kata Juru bahasa kepada Syaikhuna, saya melihat waktu menyerahkannya.. “Ajengan Sekarang Jepang sudah menyerahkan Gudang Malayu kepada Anda.., Sekarang silahkan untuk di jaga oleh tentara Anda..!“,

3.3.3. Hizbulloh menjaga logistik dari Jepang thn 1943, kemudian dijarah masyarakat sehingga pembagian tidak merata

Hizbulloh menjaga Gudang Melayu cukup kuat.., tetapi akhirnya di jarah oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab sehingga pembagiannya tidak merata.. ada yang kaya mendadak dari hasil jarahannya tersebut.. harusnya adalah milik SBZ.




[1] Dari cerita lisan dan tulisan singkat Sejarah SBZ yang berjudul “Sejarah Pesantren Al-Falah Biru dan Perjuangan Syaikhuna Badruzzaman melawan Penjajah Belanda dan Jepang 1945-1949, hal 5”, menurutnya perlakuan Jepang terhadap pesantren Biru berbeda dengan pesantren lainya yang mayoritas di ganggu bahkan di tembaki, tetapi aneh pesantren Biru tidak diganggu sehingga SBZ kembali dari tempat pengungsianya dan membentuk battalion Hizbulloh untuk latihan perang yang pelatihnya tentara Jepang itu sendiri. Sehingga banyak yang curiga menyangka SBZ bergabung dengan Jepang.
[2] Sejarah Jawa Barat yang ditulis oleh Yayasan Kesatuan Pejuang Proklamasi 1945 yang berjudul “Sejarah Singkat Pola Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, hal 11, 12”, Nama Asli Abubakar adalah Kapten dr. Abubakar (Aoki Masa Siro) dalam struktur kepemimpinanya di Divisi Siliwangi sebagai Kepala Siasat Bataliyon, beliau tertangkap belanda thn 1948 dan thn 1949 dihukum mati oleh Belanda dan kemudian makamnya dipindahkan ke Makam Taman Pahlawan Tenjolaya Garut, dengan upacara militer yang dihadiri Duta Besar Jepang.
[3] Cerita lisan Bapak Iri mantan pejuang Sabilillah, beliaupun membenarkanya SBZ diberi kuda oleh Jepang dan suka ditunggangi oleh temanya.
[4] Sejarah yang ditulis oleh KH Oman, tentara Jepang ditugaskan oleh Syaikhuna melatih Hizbulloh dan ditempatkan di rumah Raden Aan Sobandi.
[5] Menurut Bapak Kosasih dari Yayasan Pejuang 45, ekonomi SBZ pada waktu perjuangan paling bagus, kain pun geblogan, dan dibagikan kepada para pejuang, setelah dijahit sebelumnya oleh murid SBZ.

























































2 komentar:

Unknown mengatakan...

Siapa abu bakar saya mau tau

rainqualman mengatakan...

casino.com - Dr.Mcd
If you 과천 출장마사지 are looking 대전광역 출장마사지 for a way to get to Las Vegas and play, and casino.com 경상남도 출장안마 is a good place to get a great experience 삼척 출장샵 in order to learn. 성남 출장마사지