Bab VII
Jaman Perjuangan Kemerdekaan
Film Dokumenter Sejarah Perjuangan Syaikhuna Badruzzaman
Ringkasan :
7.1. | Sejarah perjuangan SBZ dengan para tokoh besar Indonesia |
7.2. | Tenaga perang perjuangan kemerdekaan SBZ melebihi perjuangan Bung Karno |
SBZ memberikan bantuan tenaga perang habis-habisan dan prajuritnya selamat dan unggul | |
Prajurit SBZ mampu melumpuhkan Belanda dalam hitungan menit bila senjatanya berimbang | |
7.3. | Tidak ada sejarahnya bambu runcing melawan senjata canggih otomatis |
7.4. | Prajurit SBZ mendapatkan ilmu peperangan dan sekaligus merampas senjata dari Jepang |
7.5. | Indonesia bisa aman dan merdeka karena jasa para ulama |
7.6. | Ulama-ulama Indonesia selalu mengikuti setiap kongres-kongres perjuangan kemerdekaan |
7.8. | Dalam bergrilya perjuangan SBZ sering menyamar sehingga tidak dicurigai oleh Belanda |
7.11. | Penghianat dijaman Belanda adalah para kenil yang menjadi mata-mata Belanda |
7.14. | Ketangguhan prajurit SBZ membuat Belanda bosan menembakinya dan kabur ketakutan |
7.15. | Jasa dan tenaga Hizbulloh sangat besar tetapi aneh setelah aman banyak yang dibunuh |
7.17. | Rakyat putus-asa melihat lemahnya tentara Pak Sukarno setelah Belanda ingin menjajah lagi |
7.18. | Kesaksian Bpk Marko Adik Kandung Bpk Aruji Kartawinata ketua DPRGR Pusat thd SBZ |
Foto asli Syaikhuna Badruzzaman |
Bab VII. Jaman Perjuangan Kemerdekaan |
7.1. | Sejarah perjuangan SBZ dengan para tokoh besar Indonesia |
7.2. | Kisah para prajurit SBZ bertempur melawan Belanda, ceritanya lucu tapi nyata |
7.3. | Tidak ada sejarahnya bambu runcing melawan senjata canggih otomatis |
7.4. | Prajurit SBZ mendapatkan ilmu peperangan dan sekaligus merampas senjata dari Jepang |
7.5. | Kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi bagi kemerdekaan diseluruh Asia-Afrika |
7.6. | Ulama-ulama Indonesia selalu mengikuti setiap kongres-kongres perjuangan kemerdekaan |
7.7. | Indonesia tidak bisa dijadikan negara Islam menurut pendapat SBZ |
7.8. | Dalam bergrilya perjuangan SBZ sering menyamar sehingga tidak dicurigai oleh Belanda |
7.9. | Mendiang Sukarno adalah orang yang sangat menginginkan Indonesia Merdeka |
7.10. | Indonesia bisa aman dan merdeka karena jasa para ulama |
7.11. | Penghianat dijaman Belanda adalah para kenil yang menjadi mata-mata Belanda |
7.12. | SBZ memberikan bantuan tenaga perang habis-habisan dan prajuritnya selamat dan unggul |
7.13. | Prajurit SBZ mampu melumpuhkan Belanda dalam hitungan menit bila senjatanya berimbang |
7.14. | Ketangguhan prajurit SBZ membuat Belanda bosan menembakinya dan kabur ketakutan |
7.15. | Jasa dan tenaga Hizbulloh sangat besar tetapi aneh setelah aman banyak yang dibunuh |
7.16. | Tenaga perang perjuangan kemerdekaan SBZ melebihi perjuangan Bung Karno |
7.17. | Rakyat putus-asa melihat lemahnya tentara Pak Sukarno setelah Belanda ingin menjajah lagi |
7.18. | Kesaksian Bpk Marko Adik Kandung Bpk Aruji Kartawinata ketua DPRGR Pusat thd SBZ |
7.1. Sejarah perjuangan SBZ dengan para tokoh besar Indonesia
Pada jaman penjajahan Belanda jilid 2, Presiden pertama RI Sukarno pernah di borgol oleh Belanda di Cipanas-Garut, kemudian Belanda diajak damai oleh beliau untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, SBZ sebagai teman seperjuangan beliau dan para tokoh Indonesia lainnya, dalam segala permasalahan apapun SBZ selalu unggul dari para tokoh tersebut, dalam kongres kemerdekaan SBZ pernah menghadiri kongres di Jawa Timur dan bertindak sebagai juri.
Potongan kisahnya adalah sbb yang di tuturkan oleh adik kandung SBZ, Ibu Aisah :
7.1.1. Sahabat SBZ adalah Sukarno, Kartosuwiryo, Zaenal Arifin, Zaenal Abidin, Isa Ansori, Bung Hatta, Muh. Natsir
“Pinternya Sukarno Belanda pun diajak damai, ditambah orangnya ganteng, tinggi, bambang, gagah, Bung Karno di Cipanas-Garut pernah di borgol di hukum, Masih sobat SBZ yaitu Sukarno, Kartosuwiryo, dari pihak SBZ : Zaenal Arifin, Zaenal Abidin, Pak Isa Ansori, Bung Hatta, Muh. Natsir [1], kalau SBZ akrab kepada mereka semua,
Foto Muhammad Natsir sebagai Tokoh Masyumi, Perdana Mentri RI 1950 dan KH. Ahmad Sanusi [2] pendiri PUI Jawa Barat |
7.1.2. SBZ mengungguli semua tokoh-tokoh besar Indonesia dalam bidang masalah apapun
dalam segala masalah apapun semua tokoh tersebut kalah oleh SBZ.., termasuk Pak Hamka.., kan pernah kongres di Jawa Timur yang menjadi juri-nya SBZ [3], uuuhh panggede-gedena eta,..ahh kalau sekarang mah diatas ibu Megawati (karena diwawancara oleh penulis sewaktu Ibu Megawati jadi Presiden 2004)“
7.2. Kisah para prajurit SBZ bertempur melawan Belanda, ceritanya lucu tapi nyata
Belanda biasa memuntahkan senjata sembarangan bukan hanya musuh yang ditembak rakyat-pun jadi korban akhirnya mundur karena kasihan rakyat, itulah kurang ajarnya Belanda, senjata canggih Belanda dilawan dengan senjata seadanya tok-tak-tok-tak. Modal para pejuang hanya keberanian. Seorang pengakuan pelaku perjuangan rasanya ingin ketawa melihat kenyataan jaman dulu bagaimana sampainya senjata otomatis dilawan bambu runcing, dilawan keris, tapi Alhamdulullah kita bersyukur kepada Alloh SWT mendapatkan kemerdekaan.
Potongan kisahnya sebagai berikut oleh Bapak Ganda Nata Sadana mantan pejuang Garut:
7.2.1. Belanda biasa memuntahkan peluru dari panser sesukanya sehingga rakyat yang tidak berdosa jadi korban
Bantuan panser Belanda di daerah Tarogong sangat cepat.., dengan memuntahkan senjata.., itu Belanda biasa begitu.., sambil berjalan itu memuntahkan peluru.. yang kasihan kan rakyat..kasian... Belanda itu memang kurang ajar.., jadi yang ditembak kebanyakan rakyat yang tidak berdosa.. karena kalau kita mengadakan perlawanan hanya dengan senjata apa adanya tok-tak-tok-tak.. kalau Belanda Bebebbb..Bebebbbb.. berapa yang dimuntahkan...
7.2.2. Para pejuang tidak menyangka Indonesia bisa Merdeka dan kadang-kadang suka ketawa, melawan senjata modern dilawan senjata bambu runcing
Saya tidak menduga.. itu salah satu.. Jadi… saya sendiri suka kadang-kadang ketawa.., melawan senjata yang begitu sudah modern dilawan dengan bambu runcing.. dengan keris.. bagaimana sampainya.. tapi saya alhamdulillah.. bersyukur kepada Alloh… Padahal kalau dilihat daripada kekuatan kita hanya keberanian…
Kegagahan Garda Bung Karno yang siap siaga dengan bambu runcingnya untuk mengusir penjajah Belanda, foto diambil dari www.swaramuslim.com. |
7.3. Tidak ada sejarahnya bambu runcing melawan senjata canggih otomatis
Sejarah Bambu Runcing melawan senjata canggih sebenarnya tidak ada dalam kamusnya, bambu runcing lawan brend, lawan 12,7 tapi dengan kesemangatan jiwa yang kuat sehingga Indonesia bisa merdeka, senjata kita ini terbatas, Jepang-pun memberikan ilmu peperangan seperti cara menembak dan cara menusuk dengan bambu runcing, akan tetapi senjatanya tidak diberikan begitu saja, mengambil senjata harus di paksa dengan susah payah.
7.3.1. Tidak ada dalam kamusnya bambu runcing melawan brend 12 koma 7, dengan jiwa yang kuat sehingga Indonesia bisa merdeka
Terus gimana kisahnya Bambu Runcing itu, Pak..? Bambu Runcing itu kekuatan kita.. sebenernya tidak ada dalam kamusnya bambu runcing lawan brend.. melawan 12,7 (istilah ukuran peluru di TNI), tapi dengan kesemangatan.. jiwa yang kuat sehingga Indonesia bisa merdeka.., senjata kita ini terbatas..
7.3.2. Beginilah : waktu dikirim ke Bandung dalam satu regu Cuma ada 3 senjata, bambu runcing semuanya juga, kapan bisanya??
Beginilah… waktu bapak dikimkeun ka Bandung dalam satu regu itu paling ada senjata itu 3 buah.., bambu runcing kabeh gee.. (semua juga) yang dikirimkeun ke medan perang itu.., mau gimana kita bisa-nya…, bertempur.. peluru tidak ada.., senjata di bawa-bawa… pelurunya tidak ada…, ada.. tapi gak seimbang, ada ku ada-na ahh.. kepaksa wee.. di bedilkeun…(ditembakan) pokoknya mah disadaa.. weh darrrr..!!
7.3.3. Kalau jaman dulu seimbang senjatanya pejuang yakin tidak akan lama menumpas Belanda, 20 bambu runcing sekali dipukul samurai hancur semua
Kalau dulu seimbang senjata… kalau senjata Jepang dulu deberikan semua ahh.., dapat senjata itu juga karena di paksa.. 20 bambu runcing sekali di pukul samurai habis semua.. ancur.. waduhh… lari keluar.., datang pegawai hotel..
7.4. Prajurit SBZ mendapatkan ilmu peperangan dan sekaligus merampas senjata dari Jepang
7.4.1. Para pejuang mendapatkan senjata hasil merampas paksa dari Jepang
Pak di gudang itu ada senjata… Jepang sedang berdiri.. terus di tembak kepalanya.., Daaarrrr jungkelll jatuh… waahhh habis disana jepang di Cisurupan itu… Terus pulang naik kereta api bapak itu… alhamdulillah senjata punya dari Jepang pelurunya juga ada… tapi karena sering dipake.. ya abis atuh peluru itu…
7.4.2. Sebenarnya ilmu peperangan kita itu diberi oleh Jepang, bagaimana cara nusuk dengan bambu runcing, cara nembak
Jadi Bambu Runcing itu hanya satu alat senjata dari kita.. dan memang Jepang takut.., dan kita juga dilatih oleh Jepang.. bapak juga di Sinendang belajar nusuk dengan bambu runcing itu.., jadi sebenarnya ilmu peperangan itu kita diberikan oleh Jepang.., cara nembak.. sebenarnya kita (Bangsa Indonesia) diberikan…
7.5. Kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi bagi kemerdekaan diseluruh Asia-Afrika
Indonesia Merdeka menjadi inspirasi bagi seluruh negara Asia-Afrika untuk merdeka dan serempak semuannya menyatakan kemerdekaannya dan setiap ulama di Indonesia ikut serta dalam kongres kemerdekaanya termasuk SBZ.
7.5.1. Tapi Alhamdulillah Wasyukrillah kita berhasil, maka Indonesia merdeka jadi inspirasi seluruh negara Asia-Afrika merdeka
Tapi Alhamdulillah Wasyukrillah kita berhasil… maka Indonesia merdeka itu kan jadi seluruh Asia-Afrika merdeka.. itu dari pembukaan UUD 45 kan.. penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan.., dari kalimat itulah maka serempak seluruh Asia-Afrika merdeka..,
7.6. Ulama-ulama Indonesia selalu mengikuti setiap kongres-kongres perjuangan kemerdekaan
7.6.1. Ulama-ulama itu ikut berjuang termasuk SBZ, setiap kongres-kongres para ulama tidak lepas mengikutinya
nah itu teh ulama (SBZ).. setiap kongres-kongres itu ulama tidak lepas.., ikut serta.. Muhamad Roem, Istri Muhamad Roem, banyak ulama itu ikut serta tidak sedikitlah..
7.7. Indonesia tidak bisa dijadikan negara Islam menurut pendapat SBZ
SBZ berpendapat bahwa di Indonesia dengan beragam aliran kepercayaan bahwa tidak bisa untuk di jadikan negara islam seperti di arab mekah dengan alasan karena Indonesia bukan merupakan tanah baitul-mal (red.) dengan diperkuat berbagai kutipan Qur’an dan Hadits.
Potongan ceritanya sbb yang dituturkan oleh Ibu Aisah adik kandungnya SBZ :
7.7.1. SBZ berpendapat bahwa Indonesia tidak bisa dijadikan negara Islam yang diperkuat dengan Al-Quran dan Hadits
Mana bisa Indonesia (di jadikan negara islam) karena bukan baitul-maal.., beda dengan di Mekah.. kalau yang maling dipotong.., satu kali segini.., dua kali segini.., tiga kali segini.. masalahnya kalau di bahas oleh SBZ mah tuntas ngaderegdeg.. ini dari anu..ini anu.. ini ayat Qur’an-nya ini Haditsnya, kan kita mah gak akan bisa begitu.. atas unggulnya ilmunya Ajengan Badruzzaman..
7.8. Dalam bergrilya perjuangan SBZ sering menyamar sehingga tidak dicurigai oleh Belanda
7.8.1. SBZ menyamar sebagai petani memakai topi laken berangkat ke Arab saat keadaan sangat genting di jaman Belanda
Ya.. lihat aja jaman dulu jaman genting ..eaahhh Belanda.. berantakan sudah tidak berbentuk.., ledok, kotor.., menjijikan.., bulan-bulan perang.., SBZ mah pakai laken dudukuy jelek.., sarung di selendangkan berangkat ke Arab Mekah..
Para pejuang menyamar sebagai tukang rumput, Foto diambil dari buku 50 tahun Indonesia Merdeka 1995. |
7.9. Mendiang Sukarno adalah orang yang sangat menginginkan Indonesia Merdeka
Indonesia merdeka dari Belanda bukan oleh bangsa Indonesia tetapi oleh Jepang, tokoh di Indonesia yang paling sangat ingin merdeka adalah Pak Sukarno tidak ada yang seperti beliau dalam kegigihannya untuk perjuangan kemerdekaan.
Potongan ceritanya di tuturkan oleh Bapak Ahmad mantan Hizbulloh sbb:
7.9.1. Orang yang sangat menginginkan kemerdekaan adalah Pak Sukarno, Belanda diusir oleh Jepang bukan oleh Pak Sukarno
Di kita yang bersikeras abis-abisan ingin merdeka adalah Pak Sukarno.. gak akan ada yang seperti Pak Sukarno.., tapi dapatnya dari Belanda negara ini oleh Jepang.. bukan oleh Pak Sukarno.., Pak Sukarno mah dari Jepang.., kemudian Belanda ingin menjajah kembali..[4]
7.9.2. Setelah Indonesia dipimpin Presiden Sukarno, kemudian diambil lagi Belanda selama 2 tahun
terus di serahkan lagi ke Belanda.. terus negara diambil alih lagi selama 2 tahun oleh Belanda.. terus Pak Sukarno berhenti jadi Presiden 2 tahun setelah Jepang.., sebab negara dimiliki oleh Belanda kembali.., tidak berlakunya uang pak Sukarno seperti Sen, Peser, Bengol, Ketip, Perak diganti uang Belanda lagi.
7.10. Indonesia bisa aman dan merdeka karena jasa para ulama
Indonesia sebenarnya aman itu baik dari Belanda ataupun Jepang adalah karena sebab para ulama, di Garut ulama yang gigih dalam perjuangan adalah hanya ada dua yaitu Syaikhuna Iming dan Syaikhuna Badruzzaman, Desa Parakan di Serang Belanda dengan Mortir, Kanon, Pesawat yang jadi korban hanya 3 ekor domba, tetapi tidak ada korban manusia satupun.
Potongan ceritanya adalah sebagai berikut di ceritakan oleh Bapak Timin yang berusia 90 tahun di tahun 2009 :
7.10.1. Indonesia bisa aman dan merdeka dari Jepang dan Belanda adalah karena jasa para ulama
Bapak akan ungkapkan sebagai bahan yang bisa dipertanggung-jawabkan karena ada fakta sejarah.., pasti terungkap dalam sejarah.. Sebetulnya mah aman dahulu itu dari Jepang.., dari Belanda juga.. oleh para Ulama.., itu yang dialami oleh kakek ya.. ceritaken sedikit ya.. nanya ke kakek.. sejarahnya apa ?
7.10.2. Desa Parakan pernah di gempur oleh Belanda dari atas pesawat dari bawah mortir dan kanon, dilawan dengan samiallohu-liman-hamidah yang tewas 3 ekor domba
Waktu Jepang-Belanda se-desa Parakan, nahhh.. sisa-sisa Jepang.., dari bawah oleh mortir.., kanon.. dari atas oleh pesawat.., kalau melihat itu ya.. hanya terlihat kepulan asap aja.. nahh melawannya hanya dengan sami-allohu-liman-hamidah.. [5] yang meninggal dunia hanya domba 3 ekor.. manusia mah tidak ada satupun yang tewas !
Foto pejuang yang sedang shalat dihutan, Foto diambil dari buku 50 tahun Indonesia Merdeka 1995 |
7.11. Penghianat dijaman Belanda adalah para kenil yang menjadi mata-mata Belanda
7.11.1. Perusak dan penghianat jaman Belanda adalah kenil-kenil yang menjadi mata-matanya bagi para pejuang kemerdekaan
Bapak saya kan.. tugas dari Mama Syaikhuna Iming yang sering diungsikan keluar.., Jaman Belanda kan penghianatnya itu adalah kenil-kenil.., paman saya mang Beni sampai meninggalnya juga ditubuhnya masih menempel peluru stand dan tidak bisa di cabut…
7.12. SBZ memberikan bantuan tenaga perang habis-habisan dan prajuritnya selamat dan unggul
Dalam memperjuangkan kemerdekaan, SBZ habis-habisan memberikan bantuan perang ke Bandung, dan pasukannya Hizbulloh bisa mengatasi dan ditakuti oleh Belanda, prajurit Hizbulloh menilai kalau dihitung-hitung jasa yang paling besar adalah Hizbulloh-Sabilillah buktinya tentara lainnya kabur berlarian menghindar Belanda walau membawa senjata, sehingga SBZ setelah merdeka mendapat penghormatan yang luar biasa dari pemerintah Presiden Sukarno.
Potongan kisahnya dituturkan oleh Bapak Ahmad sbb :
7.12.1. Tenaga yang paling besar dalam memberikan bantuan perang ke Bandung melawan Belanda adalah SBZ yang prajuritnya berada dibarisan depan
Kersa (SBZ) dalam memberikan bantuan perang ke Bandung itu abis-abisan beak-dengkak.., kalau mengamankan semua di daerah Bandung tidak.. hanya membantu tentara Pak Sukarno saja.. tapi kalau menurut saya yang paling besar adalah jasanya Hizbulloh-Sabilillah.. [6]
7.12.2. Prajurit SBZ mengungguli prajurit lainnya yang bersenjata, mereka lari dalam pertempuran melawan Belanda
da buktinya yang punya senjata pada lari.. lumpat terbirit-birit takut oleh Belanda.., membaca ini aja Allohu Akbar, Allohu Akbar.. keras.. baca Allohu-Akhbar itu.. iiehh lari Belanda itu.. takut yah.. Belanda dengan takbir itu pak?.. ya ku takbir Walanda mah sieuna teh..
7.12.3. Prajurit SBZ ditakuti dan membuat kabur Belanda walaupun hanya membawa tongkat dan membaca kalimat Allohu-Akhbar, tongkat disangkanya mortir
Yaa tongkat mah dibawa saja jang.. Allohu-Akbar.. Allohu-Akbar.. takut Belanda oleh tongkat ku bambu.. hehehe.. disangkanya itu mungkin bedil wee.. berisi peluru didalamnya.. hehehe alhamdulillah..
Jadi kersa (SBZ) mah dihormatnya oleh pemerintah itu bukan main.., kalau sudah aman mah dari peperangan dengan Belanda..
7.13. Prajurit SBZ mampu melumpuhkan Belanda dalam hitungan menit bila senjatanya berimbang
Kalau persenjataanya seimbang seperti sekarang tidak akan ada seberapa menit, gimana bisa punya senjata LA diisi peluru jepang tidak pass.. kalau ditembakan pelurunya keluar ditempatnya, sebaliknya senjata Jepang diisi peluru LA, ditembakan pecah senjatanya, punya granat tidak meledak karena dikinatornya sudah rusak.... tutur Bapak Ganda mengisahkan pengalamanya.
Potongannya diceritakan oleh Bapak Ganda Nata Sadana sbb :
7.13.1. Semangat menggebu-gebu tetapi peluru terbatas, senjata LA peluru Jepang kekecilan, kalau ditembakan hanya keluar ditempatnya
Nasrun-minalloh-wafathun-qoriib.. gitu tah kode yang digunakan pada malam hari itu dengan teman perjuangan.. sudah jadi satu dengan mental.., semangat menggebu-gebu.. tetapi peluru terbataas.. apalagi seperti begini senjata LA.. peluru jepang.. kan tidak pass kebesaran (logor).., ditembakan itu keluar ditempatnya.. hhhh.., ada senjata Jepang.. peluru LA.., ya pecah atuh.. kebesaran.. Bapak juga pecah senjatanya daa sereg atuh.. tidak kuat.. harusnya kan senjata Jepang dengan peluru Jepang, LA Renvile dengan LA, Karaben dengan Karabennya ..!
7.13.2. Prajurit SBZ meyakini bahwa bila senjata yang dibawanya seimbang dengan Belanda, maka tidak akan seberapa menit bisa mengalahkan Belanda
Maka waktu dulu itu selalu di colok dulu.., nembak sekali rojok.., nembak sekali rojok.., kalau pertempuran dulu senjata seimbang lah.. Belanda itu tidak akan lama.. oleh semangat dulu itu..!, Bapak yakin.. kalau seimbang senjata kita seperti sekarang tidak akan seberapa menit..!, sebab semangantnya menggebunya luar biasa..
Tentara Belanda yang tewas oleh serangan pejuang, Foto diambil dari buku 50 tahun Indonesia Merdeka 1995 |
7.13.3. kita punya peluru sehower cuma lima biji tak-tak-tak, kalau Belanda wuuub-werr-werr dengan peluru 12 koma 7, bagaimana bisa menangnya
ya gimana nembakin.. punya peluru se-hower cuma lima biji… tak-tak-tak.. kalau Belanda mah Wuubbb… 12,7 dari panser.. Werrr… werrr.. kita mah.. ahhh.. granat tidak punya.., kalau punya granat mah mungkin panser-panser bisa ancur..
7.13.4. Punya granat dari Jepang dilemparkan bukan meledaak malah meledek, kalau meledak mungkin dapat senjata dari Belanda
ada punya granat tidak meledak malah meledek dari Jepang itu karena mungkin dikinatornya sudah rusak.. Bapak juga pernah nyerang Tarogong, ku si Rizal adik saya granat dilemparkan tidak meledak.. kalau meledak mungkin dapat senjata dari Belanda.., dari jendela Puskesmas Tarogong sekarang.. tahun 47 sebelum hijrah ke Jogya..
7.13.5. Tidak ada sejarahnya melawan senjata yang canggih dilawan dengan bambu-runcing, keris, atau golok dan perlu diketahui bahwa kekuatan kita cuma keberanian
Tidak ada sejarahnya barangkali pada waktu itu dengan melawan senjata yang begitu canggih dilawan dengan bambu runcing…, dilawan dengan keris.., dilawan dengan golok…, sedangkan kekuatan kita cuma keberanian…!!
7.14. Ketangguhan prajurit SBZ membuat Belanda bosan menembakinya dan kabur ketakutan
Dalam perjuangan tidak akan ada seperti perjuanganya Hizbulloh-Sabilillah.. beda dengan pasukan lain.. bertemu Belanda lari terbirit-birit ketakutan.., Hizbulloh ketemu Belanda malah Belanda yang lari ketakutan, Belanda bosan menembaki Hizbulloh karena tangguh dan tak satupun yang tewas dalam pertempuran.
Potongan kisahnya dituturkan oleh Bapak Ahmad sbb :
7.14.1. Tidak akan ada perjuangan seperti prajurit SBZ Belanda sampai bosan menembakinya, lain dengan pasukan Burung-Hantu yang lari takut Belanda
Tidak akan ada seperti perjuangan Hizbulloh-Sabilillah.., ketemu dengan Belanda pasukan Burung hantu lumpat lari.., Sabilillah mah di Leuceun pertempuran.. tidak ada yang ketembak satupun.. gak ada.. salamet.. disawah dengan Belanda.. sampai Belanda itu bosan menembakinya.. nembaknya ke sana ke sebelah selatan Leuceun, balik lagi Walanda ke panser.. tidak ke Samarang tapi ke arah sana laut..
7.14.2. Hizbulloh-Sabilillah prajurit SBZ bersembunyi di kali pinggir sawah, Belanda tidak berani mengejarnya, menembaknya hanya dari jalan
Hizbulloh-Sabilillah sembunyi di susukan kali.. badan di kali kepala melihat Belanda.. tidak ngejar Walanda ke sawah… nembakannya di jalan aja.. takut mungkin takut ditembak.. alhamdulillah selamat semuanya..
7.14.3. Alhamdulillah prajurit SBZ berperang mulai dari kampung sampai kota semua selamat
Alhamdulillah SBZ mah dari mulai perang di kampung sampai ke kota teh SBZ mah alhamdulillah selamat..! [7]
7.15. Jasa dan tenaga Hizbulloh sangat besar tetapi aneh setelah aman banyak yang dibunuh
Jasa dan tenaganya Hizbulloh-Sabilillah sangat besar tetapi setelah aman dari Belanda, anehnya banyak yang dibunuh termasuk SBZ pun diteror, bila dibandingkan dengan batalion yang sepuluh di daerah Garut, kesatuan Hizbulloh paling berani dan tidak pernah mundur dari medan perang, berbeda dengan pasukan lainnya yang kabur ketakutan bila bertemu Belanda.
Potongan kisahnya dituturkan oleh Bapak Ahmad sbb :
7.15.1. Anehnya prajurit SBZ banyak dibunuh setelah Indonesia merdeka, padahal perjuangannya paling unggul diantara batalion yang berjumlah sepuluh
Anehnya setelah menang kemerdekaan dari Belanda.., jangankan kepada SBZ.., Hizbulloh dan Sabilillah banyak yang dibunuh, dibinasa.. padahal tenaganya Hizbulloh dan Sabilillah kalau dibandingkan dengan tentara batalion yang berjumlah sepuluh seperti Burung Hantu, Pager Jaya, Pager Betis dan lainnya .. tidak akan ada perjuangannya seperti hebatnya Hizbulloh Sabilillah..[8],
Pasanggrok jeung Walanda Burung Hantu lumpatt..[9] Sabilillah mah tah dileuceun pertempuran.. teu aya nu katembak hiji oge.. teu aya.. salamet .. di sawah.. jeung Walanda.. nepi ka bosen Walanda teh nembakan teh ka Leuceun..ka kidul teh..
7.16. Tenaga perang perjuangan kemerdekaan SBZ melebihi perjuangan Bung Karno
Setelah Jepang megusir Belanda, dari Jepang negara Indonesia di ambil oleh Pak Sukarno dan tercapailah cita-citanya ingin merdeka, jasa Pak Sukarno tidak sedikit akan tetapi kalau dalam memberikan tenaga tidak akan sampai seperti bantuan yang diberikan oleh SBZ beliau memberikan pasukan perang ke Bandung sebanyak 300 orang yang di kholwat (digembleng) dulu tidak sembarang kirim sehingga alhamdulillah semuanya selamat dan berhasil sampai pulang ke rumahnya masing-masing.
Potongan ceritanya dituturkan oleh Bapak Ahmad sbb :
7.16.1. Setelah Indonesia merdeka maka tercapailah cita-cita Pak Sukarno, tetapi tidak akan sampai melebihi perjuangan SBZ dalam hal memberikan tenaga perang
“Sebabnya Indonesia bisa merdeka itu berkat jasa Jepang mengusir Belanda.. kemudian dari Jepang diambil oleh Pak Sukarno.. sehingga tercapailah cita-cita Pak Sukarno itu alhamdulillah. Akan tetapi kalau masalah tenaga mah tidak akan sampai kepada perjuangan SBZ mah.. tidak akan sampai kepada SBZ mah dalam membantu ingin merdeka itu..
7.16.2. SBZ mengadakan kholwat untuk 300 orang selama 3 bulan untuk menyerang Belanda ke Bandung, beliau tidak asal kirim menerjunkan prajuritnya ke medan tempur
kan disini mengadakan kholwat 300 orang selama 3 bulan dalam perang.. (untuk menyerang Belanda di Bandung) !, tidak sembarangan.. direkes dulu.. jadi do’anya SBZ.. ya Alloh kalau memang sekira-kiranya ini maslahat.. pemuda saya atau kiriman saya.., minta diselamatkan jangan sampai ada korban..“ [10]
Ilustrasi prajurit SBZ digembleng lebih dahulu dilobang dgn sistem kholwat, agar supaya bisa menang dan kuat melawan Belanda, setelah masak baru dikirim ke Bandung. |
7.16.3. Keanehan prajurit SBZ, ditembak kebal, mata kebal tidak tembus senjata, senjata meledak tapi tidak keluar, akhirnya Belanda kabur
ditembak kebal.., mata kebal tidak tembus oleh senjata.., meledak.. ya meledak tapi tidak keluar pelurunya.. ada yang tidak meledak senjata Belanda itu gitu-gitu dan gitu aja.., tiga pimpinan Hizbulloh itu.. [11]
(akhirnya Belanda kabur ketakutan sambil di beubeurik oleh Hizbulloh dengan membawa tongkat dan kelebet.. disertai mengumandangkan kalimat Allohu Akbar)
Ilustrasi prajurit SBZ yang selamat dari tembakan peluru Belanda, bisa kebal, bisa tidak kena lewat begitu saja, pepohonan yang tumbang, orangnya selamat. |
7.17. Rakyat putus-asa melihat lemahnya tentara Pak Sukarno setelah Belanda ingin menjajah lagi
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tahun 1945, Belanda masih ingin menjajah Indonesia kembali sehingga datang lagi dengan perlengkapan senjatanya, membuat kekacauan di masyarakat, rumah di bakar, orang yang tidak berdosa ditembak, pada waktu itu kondisi tentara pak Sukarno masih rentan dan lemah sehingga di kampung-kampung rakyat banyak yang putus asa dan sering terdengar keluhan “sudahlah serahkan saja lagi lah.. kepada Belanda karena tidak akan kuat..!!“. Indonesia bisa merdeka dengan cara diplomasi bukan dengan kekuatan senjata.
Potongan kisahnya dituturkan oleh Bapak Ahmad sbb :
7.17.1. Rakyat putus-asa melihat lemahnya tentara Pak Sukarno, sehingga sering terdengar“Serahkan saja-lah.. kepada Belanda karena tidak akan kuat“
Tidak kuat melawan Belanda 2 tahun sedangkan tentara Pak Sukarno masih lemah.., kata orang kampung yang masih tidak percaya kepada Pak Sukarno : “sudahlah serahkan aja lagi negara ini kepada Belanda karena tidak akan kuat..!“, sering saya mendengar perkataan itu waktu kemerdekaan..
Pertemuan Presiden Sukarno dan Jendral Sudirman, Foto diambil dari buku 50 tahun Indonesia Merdeka 1995 |
7.17.2. Walaupun telah merdeka (1945) tetapi kondisi belum aman oleh ancaman Belanda, rumah dibakar, pejuang dikejar, baru aman setelah 2 tahun diplomasi damai
walaupun sudah merdeka tapi kondisi masih belum aman oleh Belanda, Belanda masih ngaprak nguber kemana-mana.., rumah banyak di bakar.. tapi setelah 2 tahun baru Belanda pulang setelah diplomasi damai..!
7.18. Kesaksian Bpk Marko Adik Kandung Bpk Aruji Kartawinata ketua DPRGR Pusat thd SBZ
Nama : Bapak Marko (Almarhum 2010).
Usia : 95 tahun ditahun 2010, kelahiran tahun 1916.
Riwayat Perjuangan :
- Jaman Jepang di Sinendang.
- Jaman Kemerdekaan sebagai Komandan Hizbulloh Batalion 5 dengan Komandan Kompi Bapak Ruslan dari Biru.
- Setelah Hizbulloh berakhir menjadi TNI
Hubungan dengan SBZ : Simpatisan SBZ, Pasukan Hizbulloh Gemblengan SBZ.
Hubungan dengan pejuang lain : Adik dari Bapak Aruji Kartawinata Ketua DPRGR pusat dijaman Presiden Sukarno.
Pandangan Bapak Marko sebagai saksi mata atas sepak terjangnya perjuangan Syaikhunna Badruzzaman periode (1930-1972).
7.18.1. Perjuangan SBZ lebih mengutamakan mental daripada fisik
Perjuangan SBZ lebih mengutamakan mental bukan fisik, beliau seorang pejuang tapi tidak menonjolkan diri, jadi beliau itu tidak menonjolkan diri beda dengan orang sekarang, beliau mah tidak seperti itu, jadi dalam perjuanganya secara kepribadian secara mental ketauhidan, sampai beliau secara tidak langsung bersimpati kepada PSII kalau masuk partai tidak tetapi bersimpati, apa yang dibutuhkan partai beliau siap membantu, jadi tidak langsung aktif tapi selamanya memperhatikan perjuangan-perjuangan syarikat islam, diantara murid beliau yang sudah meninggal, Ajengan Zaenudin, Ajengan Endung dari Cioyod, Ajengan Holil dari Leuceun itu adalah muridnya, itu yang Bapak tahu.
7.18.2. Perjuangan SBZ lebih menonjol dimasa era perjuangan kemerdekaan (1945-1950)
Dalam perjuangan kemerdekaan beliau lebih menonjol, yaitu memberi semangat sabilillah dalam perjuangan islam, puluhan ribu murid beliau digembleng sebagai pejuang-pejuang sabilillah untuk menghadapi Belanda dari seluruh pelosok kabupaten Garut, itu dijaman jajahan. Setelah Indonesia merdeka penuh Belanda sudah pulang baru beliau langsung masuk partai PSII sampai meninggal, setelah Belanda diusir dari Indonesia. Jadi sifat beliau itu tidak menonjolkan diri tetapi oleh masyarakat rata-rata dihargai, itu yang Bapak tahu, Bapak sering datang ke beliau untuk diberi gemblengan beliau.
7.18.3. Orang Garut mestinya menghargai jasa kepahlawanan SBZ dalam kemerdekaan
Jadi wajar, pernah, tidak usah kalau sebagai putranya, yang merasa dekat dengan beliau, coba jahit angkat, hargai, hargai perjuangan almarhum itu, kalau oleh putranya minta malu, tapi ini para-putra dari murid-muridnya, murid-muridnya yang merasa mendapat bimbingan dari beliau coba perjuangkan keatas, harus bagaimana memposisikan beliau, beliau tidak akan meminta penghargaan waktu masih hidup-pun tidak pernah minta dihargai, tapi kita yang ada yang harus menghargai. Dalam pejuang juga ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuangnya, para pahlawanya”, cik atuh ku urang Garut.. na rek dikitu wae perjuangan anjeuna teh.. harus ada salah satu yang memperjuangkan..
7.18.4. SBZ sangat wajar menjadi Pahlawan Nasional
Kalau masih ada para putrana, para murid-muridnya, memperjuangkan, perjuangkanlah, beri kedudukan sesuai dengan jasa beliau, kalau beliau kan sudah meninggal, mulih kajati mulang ka asal, tapi yang masih hidupnya, seperti baru-baru ini KH Abdurrahman Wahid meninggal kan muncul untuk diusulkan supaya jadi pahlawan, kan ini juga wajar, Bapak didengar dengar itu tidak ada satupun dari para muridnya yang mengingat-ngingat perjuangan beliau.
7.18.5. Menjadi berdosa kalau tidak diungkap sejarah SBZ bagi yang mengetahuinya
Kita yang masih hidup berdosa kalau tidak dimunculkan perjuangan beliau pada saat ini, jangan dianggap Biru tidak ada apa-apa, banyak modal dan jasanya Biru itu dalam perjuangan, apakah itu dimasa penjajahan, atau di jaman Jepang, terutama di jaman kemerdekaan, tetapi beliau itu sifatnya tidak menonjolkan diri, tetapi masyarakat yang ngambe, mencium dan menjadi saksi atas sepak terjang beliau, beliau tidak mau, biasanya rata-rata pemimpin dimanapun suka menonjolkan diri, tetapi bagi Bapak, penerus yang mengetahui atas jasa beliau, kalau tidak diungkap dosa, terus terang saja, tetapi Bapak sekarang sudah begini keadaan, kalau mah Bapak sehat ingin sekali untuk pergi ke Biru, ingin menginjak tapak bekas-bekas Syaikhuna Badruzzaman.
[1] Kedekatan Muhamad Natsir dengan SBZ tidak asing lagi bagi para keluarganya, ataupun muridnya. Menurut KH Mamad sewaktu menemani SBZ di Jakarta di Bukit Duri di rumah orang tua istrinya Hj. Neneng, Muhamad Natsir sering datang kerumahnya untuk mengaji kepada SBZ dengan bahasa Suryani bukan dengan Bahasa Arab, bahkan para Jendral pun sering datang untuk mengaji bab Shalat.
Sewaktu SBZ di Jakarta, beliau pernah di undang ke Istana Merdeka oleh Presiden Sukarno yang dijemput oleh Muhamad Natsir pukul 7 pagi, beliau SBZ berangkat dengan berpakaian serba putih, baju putih dan celana putih, sehingga membuat kaget keponakanya KH Mamad sewaktu sekolah di SMEA yang mana beliau tidak pernah berpakaian seperti itu dan biasanya kemanapun berpakaian sarung. Ceritanya beliau akan dijadikan Hakim Agung pertama di Indonesia tetapi beliau menolaknya.
KH Isa Ansori dan Muhamad Natsir dikenal oleh keluarga SBZ, keduanya adalah sebagai muridnya beliau.
[2] Foto diambil dari http://pemuda-pui.blogspot.com/2009/03/profil-kh-ahmad-sanusi.html
[3] Cerita lisan dari istrinya Hj Neneg di Jakarta, beliau sering ditinggal oleh SBZ sewaktu perjuangan kemerdekaan, dan sering ikut kepada Jendral Saleh (Abdurahman Saleh, Pahlawan AU) untuk pergi ke Jogya naik pesawat terbang “Ajengan bade kamana ?, mes-mes.. yu.. bade angkat sareng Jendral Saleh..! ”. Dan menurut KH Mamad-pun SBZ sewaktu di Jakarta jarang ada dirumah selalu sibuk keluar rumah.
SBZ dikenal sebagai ahli hukum baik diakui oleh SM Kartosuwiryo, atau dalam kepartaian, atau dalam permasalahan agama, sehingga tidak mustahil beliau sering dipercaya termasuk dalam acara kenegaraan, selain diceritakan oleh kebanyakan yang mengenalnya khususnya informasi dari muridnya KH Mamad dan KH Suruur.
Menurut KH Mamad yang selalu bersama SBZ, beliau dalam kenegaraan sebagai bagaian Ulama Besarnya.
[4] Belanda diusir oleh Jepang tahun 1945, karena Belanda belum merasa kalah oleh Indonesia kemudian dating lagi untuk menjajah kedua kali dengan membonceng sekutu, kemudian Indonesia merdeka karena hasil perundingan damai dengan Belanda yang berakhir pada tahun 1950.
[5] Selain kisah tersebut ada juga kisah yang diceritakan oleh KH. Dadin beliau dari pamanya selaku pejuang kemerdekaan diceritakan bahwa sewaktu SBZ bergrilya untuk melawan Belanda, beliau dan pasukanya tidak pernah meninggalkan shalat, dan beliau mengimami dan mengomando langsung shalat berjamaahnya, ketika sedang shalat beliau memerintahkan kepada jamaah “geser ke selatan..!” kemudian jamaah menggeser.., setelah itu di bom tempatnya Belanda, kemudian “geser ke utara” kemudian jamaah mengeser lagi, kemudian bekas tempatnya di bom Belanda lagi, sehingga jamaah yang shalat selamat karena bom Belanda tidak kena sasaran jatuh disebelah yang sedang shalat.
[6] Cerita lisan lainya Bapak Ahmad, sewaktu prajurit SBZ pulang dari Bandung, karena sangat gembiranya atas kemenanganya melawan Belanda mereka membawa dua pasang telinga Belanda 4 buah dan diperlihatkan kepada SBZ, dan beliau marah, jangan berlaku seperti itu, “Kumaha euy diditu teh..alhamdulillah salamet kersa… tapi iyeu abdi nyanak oleh-oleh, naon euy ?, cepil dua pasang.., eehh bebel siah ulah kitu.., keun weh urang mah muntang we.. ka Alloh !”
[7] Prajurit SBZ dikisahkan para muridnya pada gagah-gagah, selamat dan menang dimanapun dalam pertempuran baik di Garut, Bandung, Jogya, tidak ada satupun yang tewas dalam pertempuran semaunya selamat sampai bisa pulang kerumah, padahal ada yang berbulan-bulan di pertempuran sehingga rambutnya panjang dan gimbal karena tidak dipotong kelamaan, beliau adalah Bapak Elan dari Cisanca anak Bapak Abdullah.
Cerita Bapak Ahmad beliau SBZ mempunyai prajurit 300 orang dan meninggal hanya satu, itupun bukan dalam pertempuran tetapi di ambil Belanda saat sedang tidur istirahat, dan beliau sahid digilas tank baja Belanda sampai badanya seperti opak-kerupuk.
[8] Menurut bapak AIPDA Didi Kusnadi, dulu Biru itu terkenal karena kegagahanya dalam perang dan Ilmu Pesantrennya, keman-mana Biru..Biru..
[9] Cerita lisan H. Didi Akeh, dulu waktu peperangan di Garut, pernah ada prajurit yang lari dari Garut sampai kerumahnya Samarang dan ditanya “dari mana?.. dikejar Belanda..! kenapa lari..? takut..!, euuh..takut segala.., terus diberi baju dan celana oleh Bapak Didi karena pakaianya basah, terus dia berkata iya menyesal kenapa tidak ikut ke Mama SBZ ya..”
[10] Cerita lisan dari Bapak Iri dan Bapak Atang manatan pembantu Hizbulloh, prajurit yang celaka atau tewas oleh Belanda adalah mereka yang tidak taat pada aturan atau tidak menurut kepada pimpinan, seperti tidak boleh sembarangan mengambil makanan diperjalanan walaupun lapar, disuruh berhenti bertempur oleh SBZ tetapi karena merasa kuat dan terus bertempur akhirnya tewas. Oleh karena itu SBZ bertanggung jawab penuh atas prajurit perangnya, tetapi ada aturan yang mesti ditaati oleh prajuritnya supaya tidak gegabah bertindak.
[11] Kutipan dari Sejarah Jawa Barat yang ditulis oleh Yayasan Kesatuan Pejuang Proklamasi 1945 yang berjudul “Sejarah Singkat Pola Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, hal 14 ”, (tahun 1946 Bandung Lautan Api), dituliskan “Pertempuran mempertahankan Front Selatan dari serangan Belanda dan dapat dipukul mundur, akhirnya Belanda terkocar-kacir walaupun pihak Belanda menggunakan persenjataan yang sangat kuat tetapi pejuang kita berhasil merebut beberapa pucuk senjata milik tentara Belanda.
Pada tahun 1947 pertempuran sengit di Sapan dalam aksi Belanda le I yang biasa disebut AGRESI Belanda ke I, didalam pertempuran tersebut tentara kita berhasil merebut beberapa pucuk senjata, tetapi 3 orang tewas 1. Toha, Cana dan Yayat”. Walaupun lembaran buku itu tidak ada menuliskan nama SBZ dalam struktur kepemimpinanya, dari Garut yang ditulis 1. KH Mustofa Kamil, 2. KH Yusuh Tauziri sebagai bagian pimpinan dari Hizbulloh/Sabilillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar